Sunday, June 04, 2006

Logistik Buat Relawan Sangat Mewah (?)

Waaah .. bagus deh klo POSKO FISIP independent .. Jadi bantuan langsung disalurkan, birokrasi jadi nggak terlalu sulit. Memang pengaturan dan koordinasi sangat penting biar bantuan dapat dibagikan dengan adil, tapi klo terlalu ribet itu yang jadi masalah.
Ini yg gw rasain di posko Bambanglipuro, Ganjuran. Mungkin karna suplay bantuan dari luar negeri (UNICEF dan HELP dr Jerman) kali yaa jadinya mereka butuh data detail buat laporan di nergaranya. Tapi resiko nya banyak tenaga di sana yg terbuang waktunya sia-sia karna terlalu lama menunggu, menunggu, dan menunggu ... Padahal, bantuan sudah datang (walaupun blm semua) dan data-data daerah, korban, serta kebutuhannyasudah ada ..Tapi gw heran kenapa ga disalurkan langsung ?
Parahnya warga disuruh ambil sendiri bantuannya ke posko! Sebelumnya warga yang datang disuruh mengisi data-data, trus nanti kalo bantuan sudah datang dan didata, mereka lalu dihubungi dan mengambil bantuannya sendiri! udah sengsara malah dsuruh jemput 'bola' ! BRENGSEEEEK ...
Dalam situasi yg butuh cepat, relawan yg disana akhirnya malah leyeh-leyeh' di posko, nunggu koordinasi lebih lanjut .... selama 3 hari banyak tenaga siap tempur jadi sia-sia.. kerjaannya cuma 'sok sibuk' yang sama sekali GAPENTING !
Dan herannya, logistik buat relawan di sana 'sangat mewah' ! makanan dan minuman gak pernah putus, dari kopi sampejus ..harga ayam lg mahal, dsana malah makan ayam tiap hari!
Seakan-akan mereka memapankan dirinya sendiri, baru ngebantu orang lain. kayak piknik ato darma wisata ke lokasi daerah Wisata Bencana aja. padahal dalam radius dekat banyak warga yg butuh bantuan secepatnya bahkan blm tersentuh .. miris bgt gw ngeliatnya ..
Mudah2an POSKO yang ditempati tmn2 FISIP ga seperti itu, dan gw yakin ga seperti itu ...
NYAWA LEBIH PENTING DARI PADA BIROKRASI !
KEEP ON MOBILE POSKO FISIP ..
Dari "antho shevchenko" el_rossonero@yahoo.com

Misa di Gereja Ganjuran Kembali Berlangsung

Sudah satu minggu, gempa yang menguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) dan hingga kini masih menyisakan duka bagi masyarakat yang menjadi korban langsung.

Namun demikian, masyarakat yang terkena gempa ini tidak melupakan sandaran kekuatan, yaitu kepada Tuhan. Hal tersebut terlihat oleh Radio Sonora dari salah satu tempat ibadah tepatnya di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul.

Terlihat misa pada Minggu (04/06) dimulai pk 07.00 WIB dan diteruskan dengan Doa Novena dengan Romo Gregorius Utomo Pr. Umat tampak memadati pelataran di depan Candi Gereja Ganjuran karena gedung gereja belum dapat digunakan seperti biasanya.

Dalam misanya Romo Gregorius Utomo mengatakan, adanya bencana ini merupakan suatu berkat. "Semuanya hancur tetapi masyarakat harus menanggalkan segala sesuatu mulai dari suku, agama, ras hingga antar-golongan dan membangun sebagai titik awal kebangkitan bersama. Yang lama hancur dan harapan baru tumbuh. Membangun kesatuan dengan posisi dan jabatan masing-masing sehingga yang baru ini bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.”

Loceng gereja Ganjuran hanya ditambatkan pada salah satu pohon berlokasi berada di depan Candi dan umat yang mengikuti misa menggunakan tikar dan kursi plastik.

Reporter: Rosa

Dari:http://www.sonorajogjamediacenter.org/berita/detail/44/misa-di-gereja-ganjuran-kembali-berlangsung

Daftar Korban Mahasiswa FISIP UAJY

Daftar Korban Mahasiswa FISIP UAJY
Per 31 Mei 2006

1. Uus - 1999 / 01205
Numpukan Karang Tengah, Imogiri Bantul
Rumah hancur, ibu, adik meninggal
2. Dimas Mada - 2005 / 02787
Jln. Raya janti gg. Nakula no. 40 RT 02 RW 19, Banguntapan Bantul
Rumah rusak 90%
3. L. Juni Andi Prasetyo - 2005 / 02720
Bebekan/Destan/RT 03 RW 10, Mulyodadi Bambanglipuro Bantul.
Rumah hancur total
4. Sheva - 2001
Sewon
Rumah hancur total
5. Swesthi Charika Puri M. - 2003 / 02262
Perumahan UCY Indah Brajan Plered, Bantul.
Rumah rusak 85%
6. Bayu Artha - 1998 / 01328
Jl Suryodiningratan No 83, Yogyakarta
Rumah rusak 50%, ibu luka parah
7. Fransiska Yuli Astuti - 2002
Banjarbaru Rt 02 Rw 34, Gilangharjo, Pandak, Bantul
Bapak luka-luka, rumah.hancur total
8. Catur - 1994 / 00392
Pelem Sewu, RT 01, RW 39 Panggungharjo, Bantul
Rumah hancur total
9. Diah Andika Rini - 2004 / 02583
Jetis Sorosutan UH 6/1142 RT 029 RW 008 Sorosutan Umbulharjo.
Rumah rusak 80%
10. Elisabeth Elza Astari - 2005
Bantul
Rumah rusak 75%
11. Kelik Wahyu - 2000
Banjarbaru, Gilangharjo, Pandak, Bantul
Rumah rusak 80%
12. Willy - 2004
JL. Parangtritis KM 6, Dusun Pandes,Panggung Tlogo RT 01 RW 25
Rusak 80 %
13. Panji - 2005
Pathuk, Gunung Kidul
14. Asmo Nugroho - Karyawan
Galgendu, Kotagede
Rusak Total

Updated by selasarmritjan@yahoogroups.com

Friday, June 02, 2006

Birokrasi Kampus UAJY Berbelit

Josephine Natalie jo_brando@yahoo.com menyampaikan komentar:

ya aku setuju bgt...dan...aku bersama temen2 di posko fisip uajy yg udah buka sejak 27 Mei 2006 ngerasain sendiri gimana susahnya "ngebantu" orang, birokrasi yg berbelit.

nggak usah jauh2 deh,,,LPPM kampus kita sendiri seperti itu, padahal kan kita ini masih tetangganya (bersebelahan gedung) dan masih satu keluarga, universitas atma jaya yogyakarta, begitu istilahnya...

Kecewa? Ya...jelas. Disaat posko fisip yg memang dari awal MANDIRI dan INDEPENDENT menerima laporan ttg korban yg URGENT untuk ditolong karena kekurangan bahkan TIDAK ADA terpal, dgn gampangnya tuan-tuan disana bilang: "maaf....harus menghubungi pak rektor dulu..."

Padahal, beliau sangat sulit bahkan tidak bisa dihubungi. dan padahal lagi, data yg kami terima akan berubah dalam hitungan jam bahkan menit.....ironis, miris, .............nggak tau harus komen apa lagi.............

oya, buat temen2 yg mau nyumbang, Posko Fisip UAJY masih menerima dan kami menyalurkannya langsung ke mereka saudara2 kita yg membutuhkan...mohon dukungannya..

thx...

Hari Gito
biduk_asmara@yahoo.com.au menimpali:

udahhh lahhhhh
tau sendiri khan jalur birokrasi ki ASU
kasihan warga di bantul
kemaren gw kirim bantuan satu truk langsung ke warganya.....
kgk perlu jalur birokrasi ribet..........
tuhh warga langsung senang....................
masa ngantri lama lama cuma dapet 1 kardus indomie ma susu 2 kaleng........
buat warga sekampung lgi.......
dasar birokrasi...apalagi atma .......... yahhh udah ambrukin aja...........

padahal ,,, kemaren sj untuk KKN...atma jaya banyak mengirim mahasiswa tuk KKN di bantul...sekarang mereka nanya..mana tanggung jawab moral terhadap warga disana...banyak warga desa sana dan pemuda kampung setempat disanan menanyakan bantuan dari atmajaya...........

di saat mereka mengeksploitasi warga disana tuk dijadikan penelitian mereka mau......sekarang mereka butuh bantuan........khan data-data kampung dan desa disana sudah ada,..........pake aja data data sewaktu KKN...khan bisa bantuan langsung ke sasaran................. MENGENASKAN.....ya gitu deh atma..................

salam
garis keras

Bank Sukarelawan Gempa Yogya

Usaha membantu korban gempa Yogya saya perkirakan masih akan lama. Untuk urusan menyembuhkan luka fisik bagi para korban saja misalnya,menurut saya, bisa memakan waktu berbulan-bulan. Dokter dan perawatakan sangat diperlukan sampai setidaknya enam bulan ke depan.
Bahkan jika bantuan dana seperti yang disiarkan televisi benar-benar terwujud (puluhan atau ratusan miliar), saya kira Yogya tetap akan kekurangan sukarelawan, tak hanya dokter, tapi juga guru dan sebagainya.
Kampanye pengumpulan bantuan dana/uang saja, meski bagus dan patutdiapresiasi, tidak akan bisa mengisi kurangnya sukarelawan di lapangan. Mengingat hal itu, saya mengusulkan dibuat sebuah sistem manajemensukarelawan, via internet (cara yang termudah).
Sarana ini akan berisi:
- nama-nama orang yang bersedia menjadi sukarelawan
- kompetensi/profesinya/sekolah/universitas
- lama waktu yang disumbangkan dan kapan
- informasi kampung/desa yang membutuhkan sukarelawan (jenisnya)
- dsb
Situs internet ini bisa dicantolkan pada situs "Media Center" milik teman-teman Yayasan Airputih. Yayasan ini juga sejak hari kedua sudahmen-setup jaringan komunikasi di Yogya untuk bisa memasok data darilapangan.
Sistem manajemen sukarelawan ini memerlukan sukarelawan pula. Pertama-tama sukarelawan IT yang bisa menginstall software open-sourceseperti PHP Project di server Airputih. Kedua, sukarelawan yang mengelolanya, mengatur lalulintas sukarelawan, meng-update informasi dan sejenisnya. Bagus pula untuk menyelaraskan data sukarelawan ini dengan sumber-sumber dana yang diperlukan untuk mengangkut mereka ke dan pulang dari Yogya.
Adakah yang berminat menjadi sukarelawan IT dan pengelola awal situs ini?
salam,
Farid Gaban